Dari Abu Hurairah dari Nabi, beliau bersabda, “Apabila masa semakin berdekatan, maka mimpi seorang Muslim tidaklah meleset (akan menjadi kenyataan). Orang yang mimpinya paling nyata ialah yang paling jujur di antara kalian. Mimpi seorang Muslim merupakan satu bagian dari empat puluh lima tanda kenabian. Mimpi itu ada tiga jenis: mimpi yang baik, yang merupakan berita gembira dari Allah; Mimpi yang menyedihkan dari setan; dan mimpi dari bisikan jiwanya sendiri. Apabila salah seorang di antara kalian bermimpi buruk, maka bangunlah, kerjakanlah shalat, dan jangan menceritakannya kepada siapa pun.”
Dari Huæaifah, beliau berkata, “Suatu hari, kami sedang bersama dengan Umar . Beliau bertanya, ‘Siapakah di antara kalian yang pernah mendengar Rasulullah menyebutkan tentang fitnah?’ Lalu sebagian sahabat berkata, ‘Kami pernah mendengarnya.’ Umar berkata, ‘Barangkali yang kalian maksud adalah fitnah (cobaan) seseorang terkait keluarga dan tetangganya?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Umar berkata, ‘Fitnah seperti itu dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, dan sedekah! Akan tetapi yang aku maksud, siapakah di antara kalian yang pernah mendengar sabda Nabi tentang fitnah yang bergelombang seperti ombak laut?’ Huæaifah melanjutkan bahwa ucapan Umar tersebut membuat para sahabat terdiam. Lalu aku berkata, ‘Aku.’ Umar berkata, ‘Betapa bangga ayahmu kepadamu!’” Huæaifah berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Fitnah itu dibentangkan kepada hati seperti anyaman tikar, sehelai demi sehelai. Hati yang mengikutinya maka akan muncul padanya satu noktah hitam. Dan hati yang menolaknya maka akan muncul padanya satu titik putih. Hingga ada dua jenis hati. Hati putih seperti batu putih yang bening, fitnah apapun tidak membahayakannya selama masih ada langit dan bumi. Dan hati yang lain menjadi hitam legam seperti panci terbalik, tidak mengetahui yang makruf dan tidak menolak yang mungkar, kecuali hanya sesuatu yang dibisikkan oleh nafsunya.’” Huæaifah melanjutkan, “Dan aku menceritakan kepada Umar, ‘Sesungguhnya antara dirimu dan fitnah tersebut ada sebuah pintu tertutup yang hampir dihancurkan. Umar bertanya, ‘Apakah (pintunya) dihancurkan? Tidak ada ayah bagimu (maksudnya, seriuslah kamu). Seandainya pintu itu dibuka, bisa jadi akan ditutup kembali.’ Aku berkata, ‘Tidak dibuka, tetapi dihancurkan.’ Aku menyampaikan kepada Umar bahwa pintu itu adalah seorang laki-laki yang dibunuh atau meninggal. Ini merupakan hadis, bukan cerita dongeng manusia.”
Dari Ma’qil bin Yasár , beliau berkata, Nabi ﷺ bersabda, “Ibadah pada masa al-harj (fitnah) seperti berhijrah kepadaku.”
Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Tidaklah seorang Muslim ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah hingga duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”
Dari Anas bin Malik , bahwasanya Nabi bersabda, 1. “Setiap anak keturunan Adam berbuat salah, 2. dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertobat.”
Dari Abu Hurairah , beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, 1. “Barang siapa yang menzalimi kehormatan saudaranya (sesama Muslim) atau hal lainnya, maka hendaklah ia meminta kehalalan darinya pada hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi. 2. Jika ia mempunyai amal saleh, maka akan diambil sesuai kadar kezalimannya. Jika ia tidak mempunyai kebaikan, maka diambillah keburukan orang yang dizaliminya, kemudian dibebankan kepadanya.”
Dari Amr bin Al-Aÿ , beliau berkata, 1. “Tatkala Allah menjadikanku tertarik dengan Islam, aku pun mendatangi Nabi , lalu aku berkata kepada beliau, ‘Ulurkan tangan kananmu, aku akan berbaiat kepadamu.’ 2. Lalu beliau mengulurkan tangan kanannya.” Amr melanjutkan, “Lalu aku menggenggam tanganku. Beliau bertanya, ‘Ada apa denganmu wahai Amr?’” Amr melanjutkan, “Aku berkata, ‘Aku ingin mengajukan sebuah syarat.’ Beliau bertanya, ‘Apa syaratmu?’ Aku menjawab, ‘Aku diampuni,’ beliau bersabda, ‘Tidakkah engkau tahu, bahwa Islam meruntuhkan (kekafiran) yang sebelumnya? 3. Sesungguhnya hijrah itu meruntuhkan yang sebelumnya, 4. Dan ibadah haji meruntuhkan yang sebelumnya.’”
Dari ôakim bin ôizam , beliau berkata,1. “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu, mengenai amalan-amalan baikku yang aku niatkan sebagai ibadah pada masa jahiliah berupa sedekah, memerdekakan budak, dan menyambung silaturahmi, apakah semuanya mendapatkan pahala?’ 2. Nabi ﷺ menjawab, ‘Engkau mendapatkan Amal baikmu yang telah lalu.’”
Dari Abu Hurairah h beliau berkata, aku mendengar Rasulullah g bersabda, 1. “Allah menjadikan rahmat (kasih sayang) menjadi seratus bagian, 2. lalu ditahan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian, dan diturunkan satu bagian ke bumi. 3. Dari satu bagian inilah seluruh makhluk saling berkasih sayang hingga seekor kuda mengangkat kakinya karena khawatir anaknya akan terinjak olehnya.” Muttafaq ‘Alaih.
Dari Anas bin Malik beliau berkata, Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah berfirman, 1. ‘Wahai anak Adam, sungguh jika engkau senantiasa berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni semua dosamu dan Aku tidak peduli. 2. Wahai anak Adam, seandainya dosamu setinggi langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan ampunan kepadamu dan Aku tidak peduli. 3. Wahai anak Adam, seandainya engkau menghadap kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian engkau berjumpa dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apa pun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.’”