Dari Uqbah bin Ámir رضي الله عنه, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, 1. “Tahukah engkau ayat-ayat yang diturunkan kepadaku malam ini, yang tidak ada semisal dengannya sedikit pun? 2. Qul A’úæu Birabbil Falaq (QS. Al-Falaq: 1) dan Qul A’úæu Birabbin Nás (QS. An-Nás: 1)”
Dari Ámir bin Wášilah, 1. Bahwasanya Náfi’ bin Al-ôáriš bertemu dengan Umar di Usfan. Umar mengangkatnya sebagai gubernur di Makkah. Umar bertanya, “Siapa yang engkau angkat untuk mengurus penduduk Al-Wadi (Makkah)?” 2. Beliau menjawab, “Ibnu Abza.” Umar bertanya, “Siapa Abu Abza ini?” Náfi’ menjawab, “Salah seorang bekas budak kami.” 3. Umar bertanya, “Engkau mengangkat seorang bekas budak?” 4. Náfi’ menjawab, “Sesungguhnya ia adalah seorang yang hafal kitab Allah dan menguasai ilmu faraid.” 5. Umar berkata, “Sesungguhnya Nabi ﷺ kalian bersabda, ‘Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian manusia dengan kitab ini, dan merendahkan sebagian yang lain dengannya.’”
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, 1. ‘Barang siapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku menyatakan perang terhadapnya. 2. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sebuah amalan yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku wajibkan kepadanya. 3. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. 4. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang digunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang digunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang digunakan untuk bertindak, dan menjadi kakinya yang digunakan untuk berjalan. 5. Bila ia meminta kepada-Ku maka sungguh Aku akan memberinya. Jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, maka Aku akan melindunginya. 6. Dan tidaklah Aku ragu atas sesuatu yang Aku kehendaki seperti halnya keraguan-Ku saat hendak mencabut nyawa seorang mukmin, ia tidak suka kematian dan Aku tidak ingin menyakitinya.’”
Dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata, 1. “Aku bertanya kepada Nabi , ‘Amalah apakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Nabi menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ 2. Ibnu Mas’ud bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Nabi menjawab, ‘Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.’ 3. Ibnu Mas’ud bertanya lagi, ‘Kemudian apa lagi?’ Nabi menjawab, ‘Berjihad di jalan Allah.’ 4. ” Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Demikianlah Nabi memberitahu hal-hal itu. Seandainya aku meminta tambahan, pastilah beliau menambahnya untukku.’
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, Rasulullah bersabda, 1. “Barang siapa yang membantu seorang mukmin dari kesulitan dunia, niscaya Allah membantu kesulitannya kelak di hari kiamat. 2. Barang siapa yang mempermudah orang yang belum mampu melunasi utangnya, niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. 3. Barang siapa yang menutupi aib sesama Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. 4. Allah akan senantiasa membantu seorang hamba, selama hamba tersebut juga membantu sesamanya. 5. Barang siapa yang menempuh sebuah jalan untuk menimba ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. 6. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitabullah, saling mempelajarinya di antara mereka, niscaya ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, para malaikat mengelilingi mereka, dan disebut-sebut oleh Allah kepada makhluk yang ada di sisi-Nya. 7. Dan barang siapa yang lambat dalam beramal, maka nasabnya tidak bisa mempercepatnya.”
Dari Abu Malik Al-Asy’ari , beliau berkata, “Rasulullah bersabda, 1. ‘Taharah (bersuci) separuh dari keimanan, 2. Alñamdulillāh dapat memenuhi timbangan, 3. Subñānallāh dan Alñamdulillāh, keduanya dapat memenuhi -atau dia dapat memenuhi- antara langit dan bumi, 4. Shalat itu cahaya, 5. Sedekah itu bukti, 6. Kesabaran itu sinar, 7. Dan Al-Qur`an itu kelak akan menjadi pembelamu atau justru penuntutmu, 8. Setiap manusia sedang berjalan, statusnya antara sedang menjual jiwanya guna membebaskannya atau justru membinasakannya.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda, 1. “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: 2. Pemimpin yang adil; 3. Pemuda yang tumbuh rajin beribadah kepada Allah; 4. Laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid; 5. Dua orang mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya; 6. Laki-laki yang diajak (berbuat keji) oleh seorang wanita terhormat lagi cantik, lalu ia berkata ‘Sungguh aku takut kepada Allah’; 7. Laki-laki yang bersedekah, lalu ia menyembunyikannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; 8. Dan laki-laki yang berzikir kepada Allah dalam kesendiriannya, lantas kedua air matanya mengalir.”
Dari Abu †ar 1. Bahwasanya ada beberapa orang sahabat Nabi berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya memborong pahala, mereka mendirikan shalat sebagaimana yang kami lakukan, mereka berpuasa sebagaimana yang kami lakukan, dan bersedekah dengan harta mereka yang berlebih.” 2. Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? 3. Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, 4. Memerintahkan kebaikan adalah sedekah dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. 5. Dan pada hubungan suami istri salah seorang di antara kalian adalah sedekah.” 6. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami menyalurkan syahwatnya, lalu dia mendapatkan pahala? Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian, jika sekiranya ia menyalurkannya pada yang haram, apakah ia berdosa? Maka demikian pula jika ia menyalurkannya pada yang halal, maka itu berpahala baginya.”
Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Rasulullah bersabda, 1. ‘Tidak ada hari-hari yang amal saleh pada hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah selain hari-hari ini, yakni sepuluh hari (pertama).’ 2. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, meskipun jihad di jalan Allah?’ 3. Beliau menjawab, ‘Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa raga dan hartanya, namun ia tidak kembali (mati syahid).’”
Dari Aisyah, beliau berkata, “Nabi sangat suka mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan, baik ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam setiap urusannya.”
Dari Jábir bin Abdullah , beliau berkata, 1. “Dahulu Rasulullah pernah mengajari kami shalat Istikharah untuk semua urusan, sebagaimana beliau mengajari kami surah Al-Qur`an. 2. Beliau bersabda, ‘Apabila seseorang di antara kalian ingin melakukan sesuatu, maka shalatlah dua rakaat, selain shalat fardu, 3. Kemudian hendaklah ia mengucapkan, ‘Alláhumma inni astakhíruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika, wa as`aluka min faðlika al-‘aÈim. Fainnaka taqdiru walá aqdir, wa ta’lamu walá a’lam wa anta ‘allámul guyúb. (Ya Allah, aku memohon pilihan terbaik kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon diberi kemampuan dari-Mu dengan kodrat-Mu, dan aku memohon karunia-Mu yang agung; sungguh Engkau Mahamampu sedangkan aku tidak mampu, Engkau Maha Mengetahui sementara aku tidak mengetahui, dan Engkau †at Yang Maha Mengetahui segala perkara yang gaib. 4. Alláhumma in kunta ta’lamu anna haæa al-amra khairun lí fí díní wama’ásyí wa’áqibati amrí -au qala: ‘ájili amrí wa`ájilihi- faqdurhu lí wayassirhu lí šumma bárik lí fíh (Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, bagi agama dan hidupku, serta baik bagi kesudahan urusanku -atau dia mengucapkan, urusanku yang sekarang (dunia) atau yang nanti (akhirat)- maka takdirkanlah hal itu untukku, mudahkanlah bagiku, kemudian berkahilah aku dalam menjalaninya). 5. Wa in kunta ta’lamu anna haæa al-amra syarrun lí fí díní wama’ásyí wa’áqibati amrí -au qala: ‘ájili amrí wa`ájilihi- faÿrifhu ‘aní, waÿrifní ‘anhu (Dan jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku, bagi agama dan hidupku, serta bagi kesudahan urusanku -atau dia mengucapkan, “urusanku yang sekarang (dunia) atau yang nanti (akhirat)- maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkanlah diriku darinya.” 6. Waqdur lí al-khaira ñaišu kána šumma arðiní (Dan takdirkanlah bagiku yang terbaik di mana pun berada, kemudian jadikan aku meridainya). 7. Beliau bersabda, “Dan hendaklah ia menyebutkan keperluannya.
Dari An-Nawwas bin Sam’an, beliau berkata, 1. “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang kebajikan dan dosa, 2. Lalu Nabi menjawab, ‘Kebajikan adalah akhlak yang baik, 3. dan dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan di dadamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia.’
Dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, beliau bersabda, 1. “Sesungguhnya Allah mencatat semua amalan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal itu. 2. Barang siapa yang berencana melakukan amalan kebaikan, tetapi tidak sempat mengerjakannya, niscaya Allah akan mencatat di sisi-Nya sebagai pahala amalan yang sempurna. 3. Jika ia berencana melakukannya dan benar-benar ia kerjakan, maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus bahkan berlipat-lipat ganda. 4. Jika ia berencana untuk melakukan dosa, tetapi tidak dikerjakan, maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan sempurna. 5. Dan jika ia berkehendak untuk melakukan dan benar-benar dikerjakan, maka Allah mencatat sebagai satu dosa.”
Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ beliau bersabda, 1. “Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah , apakah ketujuh perkara tersebut?” Nabiﷺ menjawab, 2. “Mensyirikkan Allah, 3. Sihir, 4. Membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haknya, 5. Memakan riba, 6. Memakan harta anak yatim, 7. Lari dari medan perang, 8. Menuduh orang wanita mukmin suci dan menjaga kehormatannya berzina.
Dari Warrad, sekretaris Al-Mugirah, beliau berkata, “Mu’awiyah menulis suratkepada Al-Mugirah, 1.Tulislah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah . Lantas beliau pun menuliskan untuknya: 2.Sesungguhnya Nabi Allah setiap selesai shalat biasanya mengucapkan, “Lá iláha illalláh wañdahu lá syarika lahu, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai`in qadír (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah pemilik kerajaan, dan segala puji hanya milik-Nya, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu), 3.Alláhumma lá máni’a limá a’þaita wa lá mu’þiya lima mana’ta (Ya Allah, tidak ada yang mampu menghalangi apa-apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang mampu memberi apa-apa yang Engkau halangi), 4.walá yanfa’u æal jaddi minkal jaddu (Dan kekayaan itu tidak bermanfaat bagi pemiliknya dari (takdir)-Mu).” 5.Dan ia juga menulis kepadanya, bahwasanya beliau melarang desas-desus, 6.Banyak bertanya, 7.Menyia-nyiakan harta, 8.Beliau dahulu juga melarang seseorang durhaka terhadap ibunya,9 .Mengubur anak-anak perempuan, 10.Dan menahan hak orang lain, namun menuntut haknya.”
Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah membiarkan (mengampuni) dari umatku sesuatu yang tebersit dalam hatinya selama belum ia lakukan atau ucapkan.”
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, 1.“Barang siapa yang menyeru kepada hidayah, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya. Itu tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun. 2.Dan barang siapa yang menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya. Itu tidak mengurangi dosa mereka sedikit pun.”
Dari An-Nu’man bin Basyir , dari Nabi , beliau bersabda, “Perumpamaan antara orang yang menjaga batasan-batasan Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti kaum yang sedang mengundi di atas kapal. Lantas di antara mereka ada yang mendapat tempat di bagian atasnya dan sebagian lainnya di bagian bawahnya. Dan orang-orang yang berada di bagian bawah, jika mereka hendak mengambil air harus melewati orang-orang yang berada di bagian atas, lalu mereka berkata, ‘Sekiranya kita melubangi ruang di bagian bawah kita ini, sehingga kita tidak perlu lagi mengganggu orang-orang yang di atas.’ Jika mereka yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang yang berada di bagian bawah dengan apa yang mereka inginkan, niscaya mereka semua binasa. Namun jika (mereka yang berada di bagian atas) meraih tangan mereka (yang berada di bawah), niscaya mereka selamat, dan mereka semua (yang berada di atas dan di bawah) selamat.”
Dari Tháriq bin Syiháb, beliau berkata, “Orang yang pertama kali khotbah sebelum shalat Id adalah Marwan. Lantas seorang laki-laki menghampirinya seraya berkata, ‘Shalat dikerjakan sebelum khotbah.’ Lalu ia menjawab, ‘Metode seperti itu sudah berlalu.’” Lantas Abu Sa’id berkata, “Adapun laki-laki ini, ia telah menunaikan kewajibannya. Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya, Jika tidak mampu, maka dengan lisannya, Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.’
Dari Al-Mugirah bin Syu’bah , dari Nabi , beliau bersabda, “Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang membela (kebenaran), hingga datang urusan Allah kepada mereka dan mereka dalam keadaan tersebut.” Dalam riwayat lain, “Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang menegakkan perintah Allah. Orang-orang yang menghina dan menyelisihi tidak akan membahayakan mereka, hingga datang urusan Allah sedangkan mereka tetap membela (kebenaran) di tengah-tengah manusia.”