74 - Keutamaan Menikah dan Menyegerakannya

عن عبدِ الله بنِ مسعودٍ رضي الله عنه، قال: كُنَّا مع النبيِّ شَبابًا لا نجدُ شيئًا، فقال لنا رسولُ الله ﷺ: «يا معشرَ الشباب، مَن استطاع الباءةَ، فليتزوَّجْ؛ فإنه أغَضُّ للبصر، وأحصَنُ للفَرْجِ، ومَن لم يستطِعْ، فعليه بالصَّوْمِ؛ فإنه له وِجاءٌ»



Dari Abdullah bin Mas’ud , beliau berkata

, “Dahulu kami bersama Nabi , dan kami adalah para pemuda yang tidak mempunyai apa-apa, lalu Rasulullah bersabda kepada kami, 1. ‘Wahai sekalian pemuda, siapa yang telah mampu menikah, hendaklah ia menikah. Karena menikah bisa lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.  2. Dan barang siapa belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa bisa menjadi perisai baginya.’

Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas’ud bin Gáfil

Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas’ud bin Gáfil bin Ôabib Al-Huæalí i, salah seorang sahabat Rasulullah . Masuk Islam ketika masih di kota Makkah,  menjadi orang pertama yang berani membaca Al-Qur’an secara terang-terangan. Melakukan hijrah dua kali, mengikutsemua peperangan bersama Rasulullah g dan dikenal sebagai sahabat yang mengurus terompah Nabi, memakaikannya kepada Nabi ketika beliau berdiri dan memeganginya ketika Nabi duduk. Wafat di Madinah pada tahun 32 atau 33 H. [1]

Referensi

1. Lihat biografinya dalam: Ma’rifah Aÿ-Ÿañábah karya Abu Nu’aim (4/1765), Al-Istī’áb fī Marifah Al-Aÿñáb karya Ibnu Abdil Barr (3/987) dan Al-Iÿábah fī Tamyíz Aÿ-Ÿañábah karya Ibnu Ôajar Al-Asqalání (4/198).

Proyek Hadis