88 - Lemah-lembut Kepada Kaum Muslimin

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى»

Dari An-Nu’man bin Basyir رضي الله عنه, beliau berkata, Rasulullah ﷺbersabda, “Permisalan kaum mukmin dalam mencintai, kasih sayang, dan kelembutan di antara mereka adalah ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh tubuh lainnya terpanggil untuk bergadang dan mengalami demam.”

Islam memberikan perhatian dalam membangun tatanan masyarakat yang saling menguatkan, diliputi rasa cinta, persatuan, dan saling bahu-membahu, dan berdiri di atas sebuah kaidah, ““Salah seorang di antara kalian tidak beriman hingga ia menyukai untuk saudaranya apa yang ia sukai untuk dirinya.” [1]

antara kaum Mukminin dengan saling menguatkan dan gotong-royong. Beliau رضي الله عنهmenggambarkan kelembutan dan kasih sayang, serta rasa cinta dan kedekatan di antara mereka ibarat satu tubuh yang jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya terpanggil untuk ikut merasakan dengan rintihan dan rasa  letih lantaran anggota tubuh yang sakit tadi. Sehingga ia bergadang dan merasa demam disebabkan satu anggota tubuh tersebut. Seperti inilah seharusnya kepekaan dan kasih sayang seorang Muslim terhadap saudaranya. Merasa sakit karena saudaranya sakit, dan berbahagia ketika saudaranya berbahagia, membantu mengatasi masalahnya dengan berbagai cara yang ia mampu. Nabiﷺ bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin terhadap Muslim lainnya itu layaknya bangunan-bangunan yang saling menguatkan satu sama lain,” lantas beliau menggenggamkan jemari kedua tangannya. [2]

Beliauﷺ mewajibkan seorang mukmin agar menaruh perhatian besar pada urusan kaum Mukminin, terutama para tetangga yang merupakan orang yang paling dekat. Nabi ﷺ bersabda, “Bukanlah seorang mukmin, jika ia merasa kenyang, sementara tetangganya yang terdekat dalam kondisi kelaparan.” [3]

Nabiﷺ menganjurkan kaum Mukminin agar saling membantu sesama saudaranya, berusaha memenuhi keperluannya. Beliau bersabda, “Barang siapa yang membantu seorang mukmin dari kesulitan dunia, niscaya Allah membantu kesulitannya kelak di hari kiamat. Barang siapa yang mempermudah orang yang belum mampu melunasi utangnya, niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi aib sesama Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa membantu seorang hamba, selama hamba tersebut juga membantu sesamanya.” [4]   


1. Memberikan contoh dan menggunakan ilustrasi merupakan metode yang paling efektif dalam menjelaskan suatu makna. Sebaiknya seorang dai, khatib, dan pendidik sering menggunakan contoh-contoh dan memahamkan makna.

2. Di antara bukti kesempurnaan iman ialah seorang Muslim peduli dengan urusan kaum Muslimin, ia merasa bahagia di saat mereka bahagia serta bersedih di saat mereka sedang tertimpa musibah.

3. Berusaha untuk memenuhi kebutuhan orang lain dan bersikap ramah kepada mereka termasuk ibadah terbaik yang mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya. Rasulullahﷺ pernah bersabda, “Manusia yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia, dan amalan yang paling dicintai Allah عز وجل adalah kebahagiaan yang engkau berikan kepada seorang Muslim. Engkau mengatasi kesulitannya, melunasi utangnya, atau membuatnya kenyang. Dan sungguh, aku berjalan bersama seseorang guna memenuhi kebutuhannya lebih aku sukai daripada beriktikaf di masjid ini -yakni masjid Madinah- selama sebulan. Barang siapa yang mampu menahan emosinya, jika ia mau, sebenarnya bisa melampiaskannya, niscaya Allah akan memenuhi hatinya pada hari kiamat dengan keridaan. Dan barang siapa yang berjalan bersama saudaranya untuk memenuhi kebutuhannya, sampai terpenuhi keperluannya, niscaya Allah akan meneguhkan kedua kakinya kelak pada hari semua kaki akan bergeser.”  [2] 

4. Di antara bentuk saling kasih sayang dan bahu-membahu di antara kaum Muslimin, bahwasanya Nabi ﷺ, tatkala Ja’far bin Abu Talib رضي الله عنه mati syahid, bersabda, “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena mereka sedang mengalami perkara yang menyibukkan, atau urusan yang menyibukkan mereka.” [6] 

5. Di antara bentuk kasih sayang antar kaum mukminin ialah seorang Muslim menjenguk orang yang sakit, membantu orang miskin, menyambung silaturahim, memuliakan tamu, mengiringi jenazah, dan tidak menampakkan kebahagiaan di depan orang yang tengah bersedih.

6. Seorang penyair menuturkan,

Bersatulah kalian anak-anakku tatkala mengalami

kesusahan, janganlah bercerai-berai terpisah

Kumpulan anak panah jika menyatu, susah dipatahkan 

Namun jika terpisah satu persatu, akan mudah dipatahkan

Referensi

1. HR. Al-Bukhari (13) dan Muslim (45).

2. HR. Al-Bukhari (481) dan Muslim (2585).

3. HR. Abu Ya’la di dalam Musnad-nya (2699).

4. HR. Muslim (2699).

5. HR. Aþ-±abaráni di dalam Al-Mu’jam Al-Ausaþ (6026).

6. HR. Abu Daud (3132), At-Tirmiæi (998), dan Ibnu Majah (1610).

Proyek Hadis