عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رضي الله عنها، أَنَّ رَسُولَ اللهِ  قَالَ: «لَا تُحِدُّ امْرَأَةٌ عَلَى مَيِّتٍ فَوْقَ ثَلَاثٍ، إِلَّا عَلَى زَوْجٍ، أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا، وَلَا تَلْبَسُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا، إِلَّا ثَوْبَ عَصْبٍ، وَلَا تَكْتَحِلُ، وَلَا تَمَسُّ طِيبًا، إِلَّا إِذَا طَهُرَتْ، نُبْذَةً مِنْ قُسْطٍ أَوْ أَظْفَارٍ»


Dari Ummi Aþiyyah i, bahwasanya Rasulullah g bersabda,

1. “Seorang wanita tidak boleh ihdad (berkabung) karena seorang mayit lebih dari tiga hari, kecuali karena (kematian) suaminya, (ia boleh berkabung) empat bulan sepuluh hari.  2. Dia tidak boleh  boleh berpakaian warna-warni kecuali baju ‘aÿab tidak boleh mencelak matanya, dan tidak boleh menggunakan wangi-wangian, kecuali jika telah suci, ia boleh menggunakan sedikit qust atau azfár

Ayat Quran Terkait

Allah Ta'ala berfirman, “Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri hendaklah mereka (istri-istri) menunggu empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah sampai (akhir) idah mereka, maka tidak ada dosa bagimu mengenai apa yang mereka lakukan terhadap diri mereka menurut cara yang patut. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat.”  

(QS. Al-Baqarah: 234)

Proyek Hadis