129 - Keutamaan Hari-hari (Sepuluh †ulhijjah)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ«مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ» يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ».


Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Rasulullah bersabda, 1. ‘Tidak ada hari-hari yang amal saleh pada hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah selain hari-hari ini, yakni sepuluh hari (pertama).’ 2. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, meskipun jihad di jalan Allah?’ 3. Beliau menjawab, ‘Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa raga dan hartanya, namun ia tidak kembali (mati syahid).’”

1. Nabi mengabarkan bahwa Allah Ta’ala memberi keutamaan pada sepuluh hari pertama bulan †ulhijjah dibandingkan hari-hari lainnya sepanjang tahun. Amal saleh akan dilipatgandakan pahalanya pada hari-hari tersebut, sehingga tidak ada sedikit pun amalan yang sama dengan amalan yang dikerjakan di hari-hari lainnya.

2. Para sahabat berkata, “Tidak pula berjihad di jalan Allah bisa menyamai amalan-amalan saleh di sepuluh hari tersebut?” Jihad mempunyai pahala yang sangat besar, lantas apakah keutamaan amal saleh itu bisa melebihi jihad? 

3. Lalu beliau  menjawab bahwa jihad di jalan Allah Ta’ala tidak sampai kepada keutamaan amalan saleh yang dilakukan di sepuluh hari tersebut, kecuali jika ada seorang laki-laki yang keluar membawa harta dan jiwanya di jalan Allah, hartanya ia infakkan untuk persiapan pasukan, dan ia berperang di jalan Allah sampai terbunuh.



1. (1) Seorang Muslim hendaknya memanfaatkan sepuluh hari ini dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala, karena pahalanya sangat besar.

2. (1) Di antara bentuk karunia Allah  kepada kita, Dia menjadikan untuk kita hari-hari tertentu dalam satu tahun memiliki  utamaan

 yang pahalanya dilipatgandakan; puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun, puasa hari Asyura dapat menghapus dosa-dosa satu tahun, pada hari Jumat ada saat-saat yang mustajab, dan Lailatulqadar lebih baik daripada 1000 bulan, serta ibadah pada sepuluh hari pertama di bulan †ulhijjah akan dilipatgandakan. Maka orang yang cerdas tidak akan melewatkannya begitu saja tanpa membekali diri dengan berbagai ketaatan.

3. (1) Di antara bentuk sikap terbaik dalam memanfaatkan hari-hari tersebut adalah bersegera untuk bertobat kepada Allah Ta’ala serta kembali kepada-Nya dalam momen tersebut, menjauhi perbuatan syirik dan kemaksiatan.

4. (1) Di antara bentuk ibadah terbaik yang harus dikerjakan oleh seorang Muslim pada sepuluh hari tersebut adalah berpuasa, terlebih puasa hari Arafah yang pernah disabdakan oleh beliau , “Aku berharap pahala kepada Allah, (puasa hari Arafah) akan menghapus dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang.” [1]

5. (1) Seorang Muslim harus menjaga sepuluh hari ini dengan bertasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Allah  berfirman,

“Dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan.” .

(QS. Al-ôajj: 28)

Yang dimaksud dengan beberapa hari yang ditentukan adalah sepuluh hari bulan †ulhijjah. Nabi bersabda, “Tidaklah ada hari-hari yang lebih mulia di sisi Allah dan paling dicintai oleh-Nya daripada amalan yang dikerjakan di sepuluh hari ini, maka perbanyaklah di hari-hari tersebut dengan tahlil, takbir, dan tahmid.” [2]

6. (2) Janganlah merasa malu untuk bertanya tentang agamamu karena para sahabat tidak malu untuk bertanya kepada Nabi mengenai perbandingan antara jihad dan amal saleh di sepuluh hari bulan †ulhijjah.

7. (2), (3) Hadis ini menunjukkan keutamaan berjihad, sampai-sampai para sahabat membandingkannya dengan semua amalan. Maka setiap Muslim wajib menanamkan di dalam dirinya keinginan untuk berjihad, berniat untuk berjihad pada saat yang tepat, dan berharap mati syahid di jalan Allah . 

8. (3) Kelalaian dalam ibadah dan ketaatan pada hari-hari yang penuh berkah tersebut hanya dilakukan oleh orang yang tidak beruntung. Amalan-amalan pada hari itu dilipatgandakan hingga tidak ada pahala amalan yang setara dengannya yang dikerjakan pada selain hari-hari itu, sedekah dengan sedikit harta, dua rakaat shalat, puasa sehari, atau zikir kepada Allah Ta’ala dengan lisan tanpa susah payah dan berat; semua ini meski terlihat sederhana, tidak bisa disetarakan dengan suatu amalan apa pun, kecuali dengan amalan seorang laki-laki yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya kemudian mati syahid.

Referensi

1. HR. Muslim (1162).

2. HR. Ahmad (5446).

Proyek Hadis